Internasional

Hanya 73 Truk Diizinkan Masuk Gaza, 2,4 Juta Warga Masih Dilanda Kelaparan

Hanya 73 Truk Diizinkan Masuk Gaza, 2,4 Juta Warga Masih Dilanda Kelaparan
Truk bantuan yang masuk Gaza masih jauh dari cukup untuk meringankan bencana kelaparan di sana. (Gambar : Anadolu)

RUANGTENGAH.co.id, Gaza - Otoritas Gaza melaporkan bahwa hanya 73 truk bantuan yang diizinkan masuk dalam 24 jam terakhir, di tengah situasi kelaparan yang semakin mengkhawatirkan akibat blokade Israel yang telah berlangsung berbulan-bulan.

 

“Mereka hanya memberikan janji-janji palsu dan informasi menyesatkan. Ini bukan bantuan kemanusiaan yang nyata, melainkan lelucon,” kata pihak Gaza pada Minggu (27/7/2025) seperti dilansir Anadolu.

 

Otoritas Palestina menyebut Gaza membutuhkan sekitar 600 truk bantuan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar 2,4 juta penduduknya.

 

Dalam pernyataannya, kantor media pemerintah Gaza menyebutkan bahwa krisis kemanusiaan di wilayah tersebut telah mencapai titik kritis. Setidaknya 133 orang, termasuk 87 anak-anak, telah meninggal dunia karena kelaparan sejak serangan militer Israel dimulai Oktober lalu.

 

“Kelaparan kini meluas dengan cepat dan berdampak pada seluruh penduduk Gaza, termasuk 1,1 juta anak-anak,” bunyi pernyataan tersebut.

 

Baca juga : Bantuan Kemanusiaan dari Mesir Berhasil Masuki Gaza di Tengah Bencana Kelaparan 

 

Meski sejumlah negara dan organisasi internasional berjanji mengirim ratusan truk bantuan, kenyataannya hanya sebagian kecil yang berhasil masuk. Bahkan, sebagian bantuan dikabarkan dirampas atau dihalangi dalam pengawasan militer Israel.

 

Penerjunan udara yang dilakukan oleh negara-negara seperti Yordania dan Uni Emirat Arab juga dianggap tidak efektif. Menurut otoritas Gaza, tiga kali penerjunan udara itu hanya setara dengan dua truk bantuan, dan banyak jatuh di zona merah – area yang masih aktif dilanda konflik sehingga sulit dijangkau warga.

 

Sementara itu, militer Israel pada Minggu menyatakan akan menghentikan sementara serangan di beberapa wilayah untuk membuka koridor kemanusiaan. Namun, belum ada kepastian apakah langkah ini akan cukup mengatasi kelaparan yang semakin meluas.

 

Selama lebih dari 18 tahun, Israel telah memberlakukan blokade atas Gaza. Sejak 2 Maret 2025, seluruh penyeberangan perbatasan bahkan ditutup total, memperparah kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.

 

Sejak serangan besar-besaran dimulai pada 7 Oktober 2023, hampir 60.000 warga Palestina dilaporkan tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak. Serangan udara dan darat yang terus berlangsung juga menyebabkan kerusakan parah dan krisis pangan di seluruh wilayah.

 

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

 

Israel juga tengah menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) karena perang yang terus berlangsung di wilayah tersebut. [RUTE/ANADOLU]

 

 

0 Komentar :

Belum ada komentar.